Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2017

Mentari

Aku -Mega Apryanti Tertata senyum ketika sedang menangis Tertawa ketika sedang bahagia  Bercermin ketika sedang mengoreksi diri Bukan karena ingin cantik  Bukan karena ingin tampil merona  Karena aku tahu wajahku siapa aku bagaimana aku  Ketika cerminan diri tertaruh selalu dalam genggaman erat  Aku yag dibawah mentari  Disiang hari yang sedang beraktifitas  Memanja kaki mengerutkat jidat  Melirik antartika yang didalam nya terdapat sejuta kesedihan  Aku tersandung kegelisahan  Aku tersandung kebingungan  Aku tersandung rasa kesakitan Entah apa ?  Perasaankah ?  Bukan perasaan tapi tentang hak  Aku yang sedang bejalan  Menapakan kaki yang berbalut sepatu kuda  biar apa ? biar kuat,  Karena kaki ku rapuh serapuh kertas usang  Aku yang bukan presiden  Aku yang rakyat 

Merpati bercerita

Penantian yang sama  Mega Apryanti Yang sedang jauh berdiri  Memanjakan angin dan helaian sepi  Yang sedang menunggu  tepian pelepis rindu  Yang sedang cemas  sedikit memudar tidak was-was  Digenggam nya tekad  memasukan nya kedalam kantung jaket tebal  berjalan langkahnya seperti keseriusan  topi jaket nya menutup kepala yang isinya materi  Menjelma seorang yang menunggu  Entah siapa yang sedang ditunggu? Tukang Angkot? tukang becak? Tukang kusir kuda? yang jelas saat itu sedang senja  disebrang jalan pertigaan  Antara pasar, toko sandal, sekolahan  yang sedang dipandang akhirnya menghilang  kemana perginya ?  Saat hari berlalu terus menurus menunggu  Tak sia digoyahkan seluruh tekad untuk tetap dalam penantian  Meski yang pada ujungnya kesia-siaan itu ada  Masih dalam penantian yang sama.