Langsung ke konten utama

Remang


Remang
-Mega Apryanti


Hai genangan
Hai juga kenangan
Mereka penyapa yang terbaik bukan ?
Oh ya tentu saja

Hai hujan
Hai juga maha kerinduan
Mereka bersaing ingin menyatu
Oh ya tentu saja

Aku
yang berdiri diantara kerumunan orang pemilihan
yang tersandung cerita duka setiap pengenalan arti kehidupan
yang berdiri tegar dipelipih kesakitan
yang digertak bagai kesalahan

Hai angin
Hai juga keinginan
Mereka yang tiba tiba terbang
Oh ya tentu saja

Aku
ceritakan segalanya
bersama seluruh penderitaan
mencintai sebuah kesalahan
hal bodoh yang tak bisa disangkal
dalam nya remang remang

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aurora

Gelap  Wahai kamu kegelapan sengaja aku mengundangmu dalam balutan rindu Wahai kamu yang berselubung dalam tirai jubah Yang kamu pakai itu tetap tidak bisa menutupi apa yang kamu rasakan Katamu saja rindu.. tapi itu menyakitkan Wahai kegelapan secerca harapan untuk selalu brsholawat kepada Nabi yang selalu menguatkan bira hati yang lemah secarik kertas tak bisa membendung deras kucuran air yang merambah dari kelopak mata mengerayap akan kekuasaan untuk kegelapan Wahai kamu yang ada dibalik dinding sedukah kalian menemani si gelap bercerita? kau bulir hujan yang datang bergelombol ke muka bumi manusia atas mu ubun-ubun sampai kaki basah disanalah seketika sisi jeritan jiwa menjerit "Oh inikah?" Wahai angin kau akan aku jadikan selimut dingin pada malam ini untuk menemani berbisik bisik asmara yang sedang patah untuk bercerita tentang sidia yang tak mau difahami yang selalu berada dalam kepura-puraan dan Aku bingun karenanya Mega Apryanti G

Merpati bercerita

Penantian yang sama  Mega Apryanti Yang sedang jauh berdiri  Memanjakan angin dan helaian sepi  Yang sedang menunggu  tepian pelepis rindu  Yang sedang cemas  sedikit memudar tidak was-was  Digenggam nya tekad  memasukan nya kedalam kantung jaket tebal  berjalan langkahnya seperti keseriusan  topi jaket nya menutup kepala yang isinya materi  Menjelma seorang yang menunggu  Entah siapa yang sedang ditunggu? Tukang Angkot? tukang becak? Tukang kusir kuda? yang jelas saat itu sedang senja  disebrang jalan pertigaan  Antara pasar, toko sandal, sekolahan  yang sedang dipandang akhirnya menghilang  kemana perginya ?  Saat hari berlalu terus menurus menunggu  Tak sia digoyahkan seluruh tekad untuk tetap dalam penantian  Meski yang pada ujungnya kesia-siaan itu ada  Masih dalam penantian yang sama.