Gelap Wahai kamu kegelapan sengaja aku mengundangmu dalam balutan rindu Wahai kamu yang berselubung dalam tirai jubah Yang kamu pakai itu tetap tidak bisa menutupi apa yang kamu rasakan Katamu saja rindu.. tapi itu menyakitkan Wahai kegelapan secerca harapan untuk selalu brsholawat kepada Nabi yang selalu menguatkan bira hati yang lemah secarik kertas tak bisa membendung deras kucuran air yang merambah dari kelopak mata mengerayap akan kekuasaan untuk kegelapan Wahai kamu yang ada dibalik dinding sedukah kalian menemani si gelap bercerita? kau bulir hujan yang datang bergelombol ke muka bumi manusia atas mu ubun-ubun sampai kaki basah disanalah seketika sisi jeritan jiwa menjerit "Oh inikah?" Wahai angin kau akan aku jadikan selimut dingin pada malam ini untuk menemani berbisik bisik asmara yang sedang patah untuk bercerita tentang sidia yang tak mau difahami yang selalu berada dalam kepura-puraan dan Aku bingun karenanya Mega Apryanti G...
Hoshii -Mega Apryanti Garut 22 Desember 2016 Bisa ku sembunyikan wajhku Bisa ku tata senyum kepura-puraanku Bisa aku bermain kebohngan diatas kenyataan Bisa ku tutup dengan cadar merah wajahku Bisa kututup segala kenangan kehidupanku Tetapi wajahnya tersirat keraguan Antara kebenaran dan kebohongan Gersang pemikiran antra pohon dan daun nya Tetapi juga wajahnya menyimpan ungkapan cinta yang tulus dariku Meski ungkapan berbahasa tubuh yang bisu Biarkan, biarkan kamu pergi Bersama terbangnya daun terakhir yang gugur Manisnya gelora daun berwarna coklat dengan kejujuran berambang ambang seluruh kenangan lalu pergi bersama pengharapan Tersirat akhirnya urat nadi bergetar seluruh tubuh mengerut air mata pun berperasaan ini bukan tentang hilang dan perginya tapi tenang kebodohan telah mencintainya Segenap kehidupan yang kokoh Segenap pengharapan yang rapuh Menyatu dalam nadi yang terus hidup bersama fatamorgana Hilang sudah sesaat dan sepintas perasaan ...